BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara
etimologi, sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa latin)
artinya teman, dan logos ( bahasa yunani) yang berarti kata, perkataan atau
pembicaraan. Secara harfiah, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.
Sosiologi dapat didefinisikan sebagai study ilmiah tentang masyarakat dan
tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari ” kehidupan di dalam
masyarakat ” (Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial). Sosiologi banyak memberikan pengetahuan
tentang cara-cara berprilaku seseorang dalam masyarakat sesuai
dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat tersebut. Dengan ilmu sosiologi
diharapkan seseorang memiliki pengetahuan yang lebih lengkap tentang bagaimana
harus berprilaku dalam melakukan penyesuaian diri di masyarakat. Obyek kajian
sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan
proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Kajian ini akan
memberikan pengetahuan tambahan bagi siapapun yang mempelajarinya untuk
melengkapi pengetahuan-pengetahuan dalam praktik pergaulan di dalam masyarakat.
Sedangkan
yang dimaksud dengan sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi jika
seseorang menghayati dan melaksanakan norma-norma tempat ia hidup sehingga akan
merasa kelompoknya. Dipandang dari sudut kepentingan individu, sosialisasi
adalah suatu proses sosial yang tejadi jika seorang individu
mendapatkan pembentukan sikap untuk berprilaku yang sesuai dengan prilaku
kelompoknya. Proses sosialisasi merupakan proses tempat, dimana seseorang
individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berkelakuan sesuai dengan perilaku
kelompoknya. Proses sosialisasi membuat seorang individu berkembang
menjadi suatu pribadi atau makhluk sosial yang tahu berprilaku di tengah-tengah
masyarakat.
1.
Media atau agen sosialisasi :
a. Keluarga
(kinship)
b. Teman
pergaulan
c. Lembaga
pendidikan formal (sekolah)
d. Media
massa
e. Agen-agen
lain
2.
Bentuk sosialisasi :
a. Sosialisasi
Primer : merupakan proses sosialisasi yang terjadi pada saat anak masih kecil
sekitar usia 0 sampai 4 tahun.
b. Sosialisasi
Sekunder : merupakan proses sosialisasi yang terjadi setelah sosialisasi primer
dan berlangsung sampai akhir hayatnya.
3.
Tahap Sosialisasi :
a. Tahap
persiapan (Preparatory Stage)
b. Tahap
meniru (Play Stage)
c. Tahap
siap bertindak (Game Stage)
d. Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Sosialisasi
akan membentuk kepribadian dipengaruhi oleh Faktor Pembentuk Lainnya dan Dasar
Perkembangan.
1.
Faktor Pembentuk kepribadian :
a. Kebudayaan
b. Warisan
biologis
c. Pengalaman
kelompok dan individu
d. Lingkungan
fisik
2.
Dasar Perkembangan kepribadian :
a. Sifat
dasar
b. Lingkungan
prenatal
c. Perbedaan
perorangan
d. Lingkungan
e. Motivasi
3.
Tahap-tahap Pembentukan
Kepribadian : Menurut Freud
a. ahap
Oral (mulut)
b. Tahap
Anal
c. Tahap
Phallic
d. Tahap
Latency
e. Tahap
Genital
4.
Menurut Jung
a. Usia
anak (Childhood)
b. Usia
Pemuda
c. Usia
Pertengahan
d. Usia
Tua
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Antara
Sosialisasi Dengan Pembentukan
Kepribadian
Sosialisasi adalah sebuah proses
mempelajari dan menghayati norma serta perilaku yang selaras dengan peran peran
sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan kepribadian
Sosialisasi
adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang individu menghayati dan
melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa menjadi
bagian dari kelompoknya tadi. Kepribadian adalah abstraksi dari pola perilaku
manusia secara individual. Jadi, kepribadian merupakan ciri-ciri atau watak
yang khas dari seorang individu sehingga memberikan identitas yang khas bagi
individu yang bersangkutan.
Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan abstraksi atau
pengorganisasian dari sikap-sikap seorang individu untuk berprilaku dalam
rangka berhubungan dengan orang lain (berinteraksi sosial) atau menanggapi
suatu hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, pola
prilaku yang merupakan perwujudan dari kepribadian seorang individu akan
disesuaikan dengan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan sosial
budaya masyarakatnya.
Akan
tetapi nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat akan sulit terwujud jika
tidak disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat. Dibutuhkan proses
belajar atau sosialisasi untuk mencapai kesesuaian antara kepribadian dan nilai
atau norma tersebut. Dengan demikian, kepribadian dapat menjadi acuan (blue
print) bermasyarakat yang disebut kebudayaan. Sebaliknya sifat kebudayaan yang
dinamis akan memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakat
saling keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran
kehidupan (life cycle).
B. Pembentukan
Kepribadian Sebagai Hasil Sosialisasi
Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang unik, tetapi karena mereka
memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip, baik yang berasal dari
rumah maupun sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang hampir serupa.
Seseorang akan mencari pola perilaku atau sikap dan nilai-nilai yang ditekankan
oleh kebudayaannya sebagai hal yang penting untuk mencapai kebiasaan dan
prestasi pribadi.
Kepribadian
merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, nilai yang memengaruhi
seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan. Kepribadian
merupakan gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan yang dapat dilihat
seseorang. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kepribadian tidak hanya
terlihat dari ciri-ciri fisik, seperti rambutnya keriting atau kulitnya yang
hitam saja, tetapi juga ciri lainnya, seperti kebiasaan dan
sikapnya.Kepribadian terbentuk, hidup, dan berubah sejalan dengan proses
sosialisasi.
C. Penerapan
Pengetahuan Sosiologi di Masyarakat
Sosiologi
adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya dengan lingkungan di
mana masyarakat bertempat tinggal. Kajian tersebut memberikan pengetahuan bagi
siapa saja yang mempelajari. Pengetahuan sosiologi memberikan manfaat dan dapat
diaplikasikan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang
keberhasilan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Pengatahuan sosiologi
dapat diterapkan dalam proses sosialisasi yang secara tidak langsung ikut
berperan serta dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Oleh karena itu,
peranan pengetahuan sosiologi dalam proses sosialisasi yang secara tidak
langsung ikut membentuk kepribadian seorang individu mempunyai
hubungan yang sangat erat, karena ilmu pengetahuan sosiologilah seorang
individu dapat dibentuk kepribadiannya sedemikian rupa hingga menjadi seorang
individu yang berprilaku sebagaimana di kalangan masyarakat tempat tinggalnya.
D. Penerapan Pengetahuan Sosiologi
Tentang Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Pengetahuan
sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian membantu
seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat agar
mempunyai kepribadian yang baik.
=
contoh : seorang ibu akan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, tidak
melakukan kekerasan fisik atau emosional memberikan teladan yang baik,
menumbuhkan sikap tolong-menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.
Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang meberikan pemecahan atas berbagai masalah dengan
pendekatan kemasyarakatan. Sosiologi sangat berkaitan erat dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan di dalam
masyarakat untuk membantu dalam pembentukan kepribadian seseorang agar
perilakunya sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat setempat.
Pengetahuan sosiologi dapat membantu dalam proses sosialisasi, maksudnya adalah
apabila pengetahuan sosiologi yang dianut oleh suatu masyarakat itu salah, maka
akan menyebabkan proses sosialisasi itu akan membentuk kepribadian seseorang
pun mengikuti masyarakat sekitarnya yang memang sudah menganut suatu
pengetahuan sosiologi yang salah.
BAB III
KESIMPULAN
A. Penerapan
pengetahuan sosiologi berkaitan erat dengan proses sosialisasi dan pembentukan
kepribadian seorang individu.Dengan penerapan pengetahuan sosiologi yang baik
dalam kehidupan di masyarakat otomatis akan membentuk proses sosialisasi dan
pembentukan kepribadian yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Ø humisar-fredy,
” penerapan-pengetahuan-sosiologi”,
dalam http://humisar-fredy.blogspot.com/2011/10/penerapan-pengetahuan-sosiologi-di.html
diakses pada hari selasa 18 Nopember 2014
Ø ulienandari,
" penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan”
dalam http://.blogspot.com/2009/12/penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan_9105.html
diakses pada hari
rabu 19 Nopember 2014
Ø jiwastate.blogspot.com,”
penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan”, dalam http://jiwastate.blogspot.com/2011/10/penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan.html. diakses pada hari selasa 18 Nopember 2014
No comments:
Post a Comment