Monday 1 December 2014

implementasi sosiologi

BAB I
PENDAHULUAN

Sosiologi mempunyai posisi dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dengan realitasnya yang semakin kompleks. Dengan pengetahuan sosiologi, setiap orang menjadi lebih mudah memahami dirinya, tindakannya, tindakan orang lain, serta fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sosialnya. Bagaimanakah penerapan sosiologi dalam kehidupan masyarakat?
Wawasan sosiologis merupakan wujud dari pemahaman pengetahuan sosiologi terhadap kenyataan sosial masyarakat. Sebuah pemikiran dalam pengetahuan sosiologi menyatakan bahwa supaya suatu masyarakat dapat bertahan dan hidup terus (viable), masyarakat tersebut harus mengembangkan prosedur - prosedur “pemeliharaan kenyataan” (reality maintenance).
BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN SOSIOLOGI
   Sosiologi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat. Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.
  Mempelajari sosiologi akan semakin terasa manfaatnya apabila ilmu pengetahuan dalam sosiologi itu dapat dikaji dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk – bentuk penerapan dari berbagai pengetahuan sosiologi itu bisa dalam banyak bidang kehidupan kita, antara lain sebagai berikut :
1.         Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Interaksi Sosial
Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial merupakan bentuk hubungan dan pengaruh timbal balik antar manusia, baik secara individual maupun secara kelompok. Dalam melaksanakan interaksi sosial sebagai perwujudan peran sosial yang kita miliki harus didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, penerapan sosiologi dalam interaksi sosial perlu dilakukan karena adanya bentuk - bentuk nyata dari interaksi sosial berikut ini :
a.         Interaksi di dalam keluarga harus memerhatikan norma - norma keluarga dan kekerabatan.
b.         Interaksi dalam lingkungan masyarakat berpedoman pada adat dan istiadat dan sistem norma yang berlaku.
c.         Interaksi dalam lingkungan kedinasan (bagi para pegawai /karyawan) harus memerhatikan norma – norma hukum yang berlaku.
d.        Interaksi sosial dalam masyarakat luas juga harus memerhatikan sistem tata kelakuan dan hubungan yang berlaku dalam kalangan masyarakat luas tersebut.
Penerapan pengetahuan sosiologi tentang interaksi dan peran sosial dapat membantu keberhasilan seseorang menjalankan peran sosialnya berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain. Misalnya, seseorang yang memerhatikan kaidah atau norma yang menjadi aturan di tempat kerjanya, maka ia akan diterima baik sebagai anggota dari mereka yang berada di lingkungan kerja tersebut.

2.         Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
  Sebagaimana kita ketahui bahwa proses sosialisasi itu berlansung sepanjang hidup dan akan terus berpengaruh terhadap corak kepribadian individu. Bertolak dari hal tersebut, maka sebaiknya proses sosialisasi bagi seorang anak harus diperhatikan secara baik agar tidak menyerap nilai – nilai  perilaku yang menyimpang dalam proses sosialisasi yang dilakukannya. Ini berarti bahwa tindakan antisipasi dalam proses sosialisasi mutlak diperlukan bagi orang tua maupun pendidik untuk mengawasi  perkembangan kepribadian bagi anak/anak didiknya. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik.
3.         Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Nilai dan Norma
Nilai dan norma pada dasarnya merupakan perangkat pengatur aktivitas individu dalam masyarakat. Tiap – tiap masyarakat yang memiliki struktur budaya tertentu akan memiliki sistem nilai dan norma yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai dan norma dari suatu masyarakat tidak dapat dipaksakan untuk diberlakukan pada daerah lain yang mempunyai struktur budaya yang berbeda. Misalnya, kebiasaan bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua di masyarakat Jawa akan menjadikan anak tersebut sebagai anak yang tahu bertata krama. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang nilai dan norma sosial dapat membantu  keberhasilan seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam struktur sosial dimana ia berada.
4.         Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Perilaku menyimpang merupakan fenomena sosial yang selalu terjadi di masyarakat. Apabila prilaku menyimpang terjadi dalam jumlah dan skala yang besar, maka keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terganggu. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah sosial. Langkah langkah tersebut dinamakan pengendalian sosial. Pengendalian sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan tingkat dan jenis penyimpangan  perilaku yang dilakukan. Pengetahuan sosiologi tentang munculnya perilaku menyimpang yang dapat mengganggu keteraturan sosial akan memberikan pengetahuan tentang upaya pengendalian sosial. Upaya pengendalian sosial diciptakan agar keteraturan sosial dapat dibangun dan terus terjaga didalam masyarakat. Misalnya, banyaknya penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan ini yaitu ketidakstabilan fisik dan mental, bahkan gengguan ketenangan umum. Oleh karena itu, dapat diupayakan pengendalian sosial dengan cara memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesigapan aparat penegak hukum dalam mewujudkan keteraturan sosial.
5.         Peranan Pengetahuan Sosiologi dalam Penyesuaian terhadap Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap masyarakat, tidak ada satu masyarakat pun yang berhenti dari perubahan dan dinamika. Namun, harus dimengerti bahwa tidak selamanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan kualitas hidup. Adakalanya justru sebaliknya. Pada setiap perubahan sosial pasti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan ada pihak-pihak yang dirugikan. Untuk menerapkan pengetahuan tentang perubahan sosial dapat dilakukan dengan memerhatikan hal-hal berikut ini.
a.         Apabila kita berkedudukan sebagai pemimpin atau sebagai agen perubahan sosial (agent of change), yaitu pihak yang menghendaki perubahan, maka setiap kali merencanakan suatu perubahan harus mempertimbangkan matang-matang hasil atau pengaruh perubahan tersebut. Sedapat mungkin, perubahan yang terjadi dapat memperbaiki suasana serta lebih banyak menguntungkan masyarakat luas daripada justru memunculkan kegelisahan dan penderitaan.
b.        Apabila bertindak sebagai member of change, yaitu pihak yang dikenal proses perubahan, maka kita harus berhati-hati untuk menentukan sikap apakah kita mengikuti perubahan atau menentang arus perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu menguntungkan, maka sebaiknya kita mengikuti arus perubahan itu dengan baik sehingga tidak menjadi bagian dari pihak yang dirugikan. Sebaliknya, apabila perubahan itu bersifat tidak menguntungkan, maka sebaiknya kita berada pada posisi defensif, artinya lebih bersifat melihat dan menunggu, mencari peluang-peluang yang lebih baik untuk menghindari perubahan itu.
B.     MANFAAT SOSIOLOGI DALAM MASYARAKAT
  Ada banyak manfaat pengetahuan sosiologi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Manfaat-manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1.         Menambah pengetahuan tentang  keberagaman suku, dan agama, serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya.
2.         Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan.
3.         Menghindari terjadinya konflik sosial, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antar golongan, antar suku, antar agama, ataupun antar ras.
4.         Menghindari terjadinya dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi maupun budaya. Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka dominasi sosial politik, ekonomi maupun budaya dapat dihindari, paling tidak bisa dikurangi.
5.         Meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju yang memiliki standar hidup yang tinggi.
6.         Sosiologi dapat membantu kita untuk memahami penyebab orang melakukan tindakan tertentu. Setiap tindakan pasti dipicu oleh faktor sosiologis, cultural, biologis, dan faktor lainnya.

C.    PERAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
 Orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangat penting artinya dalam pengembangan ilmu dan pembangunan masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa peran sosiolog dalam kehidupan masyarakat.
1.      Sosiolog sebagai Ahli Riset
Seperti semua ilmuwan lainnya, para sosiolog perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi.
Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat. Kemudian, data yang diperoleh diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian,  seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat.
Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dapat juga meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.

2.      Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan
Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, serta riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan.
Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu.
Sosiolog juga dapat menganalisis pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah memenuhi suatu harapan serta menghasilkan pengaruh yang diinginkan.

3.      Sosiolog sebagai Teknisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka member saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antar kelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan, ataupun suatu kegiatan masyarakat.

4.      Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik
Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingungkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot.
Oleh sebab itu, sosiolog yang berperan sebagai seorang guru sosiologi hendaknya bertugas menjelaskan dan meluruskan stereotip tersebut, di samping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmu pada siswanya dengan baik.
Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru atau pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagaoi pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif. Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah-masalah sosial serta menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman-pengalaman di lapangan.



BAB III
KESIMPULAN
Sosiologi merupakan sebuah kajian ilmu pengetahuan yang meneliti tentang perkembangan kondisi, sifat ataupun perkembangan social yang ada dalam dalam masyarakat. Masyarakat yang dimaksud dalam pengertian diatas memiliki cakupan yang sangat luas. Baik dari masyarakat secara umum ataupun masyarakat dalam suatu lembaga termasuk dalam lembaga pendidikan. Sosiologi dalam dunia pendidikan mulai muncul seiring dengan perubahan tatanan social didalam masyarakat Eropa. Penerapan sosiologi dalam dunia pendidikan dimulai dari abad 20-an. Sosiologi memiliki banyak sekali manfaat bila diterapkan dalam lingkungan/lembaga pendidikan, terutama pendidikan agama Islam. Kajian sosiologi pendidikan menekankan pada implikkasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat.
Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan. Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai yang dikejar. Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat desa, kelompok-kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing terangkum dalam wilayah suatu sistem sosial. Tiap-tiap sistem sosial merupakan kesatuan integral yang mendapat pengaruh dari:
(1) sistem sosial yang lain,
(2) lingkungan alam,
(3) sifat-sifat fisik manusia dan
(4) karakter mental penghuninya
DAFTAR PUSTAKA

Ø  jiwastate.blogspot.com,” penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan”, dalam http://jiwastate.blogspot.com/2011/10/penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan.html. diakses pada hari selasa 18 Nopember 2014
Ø  humisar-fredy, ” penerapan-pengetahuan-sosiologi”, dalam http://humisar-fredy.blogspot.com/2011/10/penerapan-pengetahuan-sosiologi-di.html
diakses pada hari Rabu 19 Nopember 2014
Ø  ulienandari, " penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan” dalam http://.blogspot.com/2009/12/penerapan-sosiologi-dalam-kehidupan_9105.html diakses pada hari Kamis 20 Nopember 2014


No comments:

Post a Comment