MAKALAH
ILMU FILSAFAT
Ontologi, Epistimologi Dan Aksiologi
Disusun oleh :
1. Muhammad
Mabrur
2. Prayitno
3. Zunani
4. Laelatul
Khurijah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NADHATUL
ULAMA
PURWOREJO 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Cabang-cabang
Ilmu filsafat banyak sekali di antaranya yang ada dalam pembahasan makalah ini
adalah, aksiologi,ontologi dan epistemologi ,
Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah
nilai kegunaan ilmu, Didalam ontologi banyak sekali yang
berpendapat tentang definisi ontologi intu sendiri.
Epistemologi
atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
linkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta
pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ONTOLOGI
Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari
bahasa Yunani Yaitu, On/ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah
ilmu tentang yang ada.
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan Ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/absterak. ontology berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus menjelaskan yang ada, yang meliputi semua relitas dalam emua entuknya.
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan Ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/absterak. ontology berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus menjelaskan yang ada, yang meliputi semua relitas dalam emua entuknya.
1. Obyek formal
Obyek formal ontology adalah hakikat seluruh realitas.
2. Metode
dalam ontology
Lorens Bagus memperkenalkan 3 tingkatan abstraksi dalam ontology, yaitu
:
Ø
Abstraksi Fisik
Ø
Abstraksi Bentuk
Ø
Abstraksi Metaphisik
3. Ontologi Naturalistik
Ontology ini menolak yang ada
yang supernatural, menolak yang mental, dan menolak universal platonik.
4. Heidegger
Maertin Heidegger (1889-1976) yang semula dikenal sebagai filosof
existensialis, sejak 1947 dengan bukunya Letter
On Humanism mulai dikenal perubahannya dan selanjutnya dikenal sebagai
tokoh yang memberi landasan ontology modern.
B. PEMBENARAN (JUSTIFIKASI) EPISTEMOLOGI
Epistemologi atau teori pengetahuan
adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Epistimologi
membahas tentang terjadinya dan kesahihan atau kebenaran ilmu.
1. Teori pembenaran tradisional
Para epistemology menelaah dan merumuskan kembali teori pembenaran
tradisional yaitu : teori koherentisime dan teori foundationalisme. Para
penganut foundationalisme klasik berpendapat bahwa semua pengetahuan dan
pembenaran yang diyakini itu sepenuhnya berlandaskan pada pengetahuan dan
pembenaran. Berbeda dengan koherentisime yang memandang bahwa yang diyakini itu
tidak akan terlepas dari lingkaran dari semua yang diyakini.
2. Pembenaran Evidentialisme dan Naturalisme
Bagi evidentialist pembenaran itu dibangun oleh persepsi kita, oleh
mental set kita. Bagi evidentialist pembenaran yang diyakini itu diperoleh
karena adanya dukungan evidensi.
C. EPISTEMOLOGI SUBYEKTIF DAN PRAGMATIK
Epistemology subyektif memberikan implikasi
pada standar rasional tentang yang diyakini. Menggunakan standar rasional
berarti bahwa sesuatu yang diyakini sebagai benar itu tentunya memiliki sifat
reliable, ajeg. Tokoh epistemology pragmatic adalah William James dan juga john
Dewey.
D. EPISTEMOLOGI MORAL DAN RELIGIOUS
Epistemologi moral menelaah evaluasi
epistemik tentang keputusan moral dan teori-teori moral. Epistemologi religious
berkembang pada dataran kehidupan religious sehari-hari, dan berupaya untuk
membuat penafsiran kitab suci untuk memperoleh tuntutan terpercaya.
E. KEBENARAN EPISTEMOLOGIK
Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang
dengan metodologi yang kita kenal sekarang ini lebih banyak menjangkau
kebenaran epistemologik.
Pada suatu sisi pangkal ilmu dari semua
ilmu adalah pada adanya kehendak sadar manusia untuk mengenal obyek-obyek
disekitarnya dan dalam dirinya. Pengenalan beragam obyek diserap lewat indra,
akal, rasio, akal budi dan intuisi serta keimanan kita.
F. AKSIOLOGI
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang
berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi adalah ilmu yang
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi Aksiologi
merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau
kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan
di jalan yang baik pula.
1. Aksiologi Max scheler
Max scheler seorang phenomenologist, murid Edmun Husserl.
Pandangan-pandangannya dalam ontology, sebagai penganut Katolik memasukkan
unsur teologinya. Max scheler menampilkan 4 jenis values:
1. Values sensual,dalam tampilan seperti
menyenangkan dan tak menyenangkan.
2. Nilai hidup, seperti edel (agung) atau
Gemein (biasa).
3. Nilai kejiwaan, seperti nilai aestetis,
nilai benar salah dan nilai intrinsik ilmu.
4. Niali religious, seperti yang suci, yang
sakral.
2. Ethik Keilmuan Yang Dinegasi dan
Didegradasi
Dalam kontek menegasi, sementara ahli tegas-tegas menolak yang tersanden
sebagai ilusi atau fiksi, yang lain menampilkan sebagai misteri yang tak
terjangkau oleh ilmu, yang tidak dapat dibuktikan sebagai ada atau tidak ada.
Dalam kontek mendegradasi, sementara ahli menurunkan makna moral menjadi
kemestian untuk kebaikan diri dan masyarakat.
3. Orientasi Weltanschaung Pasca Perang Dunia
II
Para filosof pasca perang dunia II mulai merekonstruksi ilmunya, setelah
diperoleh pangalaman betapa invensi-invensi ilmiah telah disalahgunakan untuk
memenangkan perang, memang alasannya cukup rasional tetapi kontradiktoris,
menghentikan kesewenang-wenangan orang lain. Sebagian ahli pasca PD II
mendudukkan ethic sebagai sesuatu acuan moral dalam pengembangan ilmu.
4. Tradisi Keilmuan Yunani, Islam, dan Barat
Iptek Barat lebih menekankan pada epistemologiya, menekankan pada
prosedur kerja ilmiahnya, bahwa keruntutan prosedur keja imiah menekankan
Kebenaran yang di capai.
Iptek Yunani Lebih menekankan ontologinya, yaitu berupaya mengejar
kebenaran Obyektif, kebenaran substansial obyeknya.
Iptek Islam didasarkan pada ketentuan mutlak yang ditetapkan dalam Al
Qur’an dan As sunnah menurut telaah metodologis bukan hanya menampilka ayat
(bukti kebenaran) tetapi juga hudan (pedoman Kebijakan) juga Rahmah (Anugrah
Allah). Karena itu iptek islam bukan hanya mencari kebenaran, melainkan juga
mencari kebijakan dan ridha Allah
G. KEBENARAN TUNGGAL
Telaah ini dimaksudkan untuk menyimpulkan
ringkas ontology, epistemology, dan Aksiologi guna menjangkau masa depan yang
lebih prospektif. Phenomena sensual, logic, ataupun moral yang tidak dapat
disangkal memeng plural, dimensi plural pada substansi tunggal. Dengan berfikir
Reflektif menjadikan berfikir induktif dan deduktif dipadukan.
BAB III
KESIMPULAN
Aksiologi
merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau
kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan
di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai
ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.
Epistemologi
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau
sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari
bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini
menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang
keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah
sesuai dengan berjalannya waktu.
Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan
secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan. Sebuah ontologi
juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan
sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan. Dengan demikian, ontologi merupakan
suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta
relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.
Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang
ada.
DAFTAR
PUSTAKA
v Muhadjir,
Noeng, 1998, FILSAFAT ILMU, Yogyakarta:Raki
Sarasin
No comments:
Post a Comment