Sunday 16 November 2014

makalah ILMU FILSAFAT Ontologi, Epistimologi Dan Aksiologi

MAKALAH
ILMU FILSAFAT
Ontologi, Epistimologi Dan Aksiologi

STAINU









Disusun oleh :
1.                                               Muhammad Mabrur
2.               Prayitno
3.               Zunani
4.      Laelatul Khurijah     

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NADHATUL ULAMA
PURWOREJO 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Cabang-cabang Ilmu filsafat banyak sekali di antaranya yang ada dalam pembahasan makalah ini adalah, aksiologi,ontologi dan epistemologi ,
 Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah  nilai kegunaan  ilmu, Didalam ontologi banyak sekali yang berpendapat tentang definisi ontologi intu sendiri. 
Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan linkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    ONTOLOGI
 Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani Yaitu, On/ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan Ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/absterak
. ontology berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus menjelaskan yang ada, yang meliputi semua relitas dalam emua entuknya.
1.      Obyek formal
Obyek formal ontology adalah hakikat seluruh realitas.
2.       Metode dalam ontology
Lorens Bagus memperkenalkan 3 tingkatan abstraksi dalam ontology, yaitu :
Ø  Abstraksi Fisik
Ø  Abstraksi Bentuk
Ø  Abstraksi Metaphisik
3.      Ontologi Naturalistik
Ontology ini menolak yang ada yang supernatural, menolak yang mental, dan menolak universal platonik.
4.      Heidegger
Maertin Heidegger (1889-1976) yang semula dikenal sebagai filosof existensialis, sejak 1947 dengan bukunya Letter On Humanism mulai dikenal perubahannya dan selanjutnya dikenal sebagai tokoh yang memberi landasan ontology modern.

B.     PEMBENARAN (JUSTIFIKASI) EPISTEMOLOGI
Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
 Epistimologi membahas tentang terjadinya dan kesahihan atau kebenaran ilmu.
1.      Teori pembenaran tradisional
Para epistemology menelaah dan merumuskan kembali teori pembenaran tradisional yaitu : teori koherentisime dan teori foundationalisme. Para penganut foundationalisme klasik berpendapat bahwa semua pengetahuan dan pembenaran yang diyakini itu sepenuhnya berlandaskan pada pengetahuan dan pembenaran. Berbeda dengan koherentisime yang memandang bahwa yang diyakini itu tidak akan terlepas dari lingkaran dari semua yang diyakini.
2.      Pembenaran Evidentialisme dan Naturalisme
Bagi evidentialist pembenaran itu dibangun oleh persepsi kita, oleh mental set kita. Bagi evidentialist pembenaran yang diyakini itu diperoleh karena adanya dukungan evidensi.

C.     EPISTEMOLOGI SUBYEKTIF DAN PRAGMATIK
Epistemology subyektif memberikan implikasi pada standar rasional tentang yang diyakini. Menggunakan standar rasional berarti bahwa sesuatu yang diyakini sebagai benar itu tentunya memiliki sifat reliable, ajeg. Tokoh epistemology pragmatic adalah William James dan juga john Dewey.

D.    EPISTEMOLOGI MORAL DAN RELIGIOUS
Epistemologi moral menelaah evaluasi epistemik tentang keputusan moral dan teori-teori moral. Epistemologi religious berkembang pada dataran kehidupan religious sehari-hari, dan berupaya untuk membuat penafsiran kitab suci untuk memperoleh tuntutan terpercaya.

E.     KEBENARAN EPISTEMOLOGIK
Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang dengan metodologi yang kita kenal sekarang ini lebih banyak menjangkau kebenaran epistemologik.
Pada suatu sisi pangkal ilmu dari semua ilmu adalah pada adanya kehendak sadar manusia untuk mengenal obyek-obyek disekitarnya dan dalam dirinya. Pengenalan beragam obyek diserap lewat indra, akal, rasio, akal budi dan intuisi serta keimanan kita.

F.      AKSIOLOGI
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.  Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.
1.      Aksiologi Max scheler
Max scheler seorang phenomenologist, murid Edmun Husserl. Pandangan-pandangannya dalam ontology, sebagai penganut Katolik memasukkan unsur teologinya. Max scheler menampilkan 4 jenis values:
1.      Values sensual,dalam tampilan seperti menyenangkan dan tak menyenangkan.
2.      Nilai hidup, seperti edel (agung) atau Gemein (biasa).
3.      Nilai kejiwaan, seperti nilai aestetis, nilai benar salah dan nilai intrinsik ilmu.
4.      Niali religious, seperti yang suci, yang sakral.
2.      Ethik Keilmuan Yang Dinegasi dan Didegradasi
Dalam kontek menegasi, sementara ahli tegas-tegas menolak yang tersanden sebagai ilusi atau fiksi, yang lain menampilkan sebagai misteri yang tak terjangkau oleh ilmu, yang tidak dapat dibuktikan sebagai ada atau tidak ada. Dalam kontek mendegradasi, sementara ahli menurunkan makna moral menjadi kemestian untuk kebaikan diri dan masyarakat.
3.      Orientasi Weltanschaung Pasca Perang Dunia II
Para filosof pasca perang dunia II mulai merekonstruksi ilmunya, setelah diperoleh pangalaman betapa invensi-invensi ilmiah telah disalahgunakan untuk memenangkan perang, memang alasannya cukup rasional tetapi kontradiktoris, menghentikan kesewenang-wenangan orang lain. Sebagian ahli pasca PD II mendudukkan ethic sebagai sesuatu acuan moral dalam pengembangan ilmu.
4.      Tradisi Keilmuan Yunani, Islam, dan Barat
Iptek Barat lebih menekankan pada epistemologiya, menekankan pada prosedur kerja ilmiahnya, bahwa keruntutan prosedur keja imiah menekankan Kebenaran yang di capai.
Iptek Yunani Lebih menekankan ontologinya, yaitu berupaya mengejar kebenaran Obyektif, kebenaran substansial obyeknya.
Iptek Islam didasarkan pada ketentuan mutlak yang ditetapkan dalam Al Qur’an dan As sunnah menurut telaah metodologis bukan hanya menampilka ayat (bukti kebenaran) tetapi juga hudan (pedoman Kebijakan) juga Rahmah (Anugrah Allah). Karena itu iptek islam bukan hanya mencari kebenaran, melainkan juga mencari kebijakan dan ridha Allah
G.    KEBENARAN TUNGGAL
Telaah ini dimaksudkan untuk menyimpulkan ringkas ontology, epistemology, dan Aksiologi guna menjangkau masa depan yang lebih prospektif. Phenomena sensual, logic, ataupun moral yang tidak dapat disangkal memeng plural, dimensi plural pada substansi tunggal. Dengan berfikir Reflektif menjadikan berfikir induktif dan deduktif dipadukan.



BAB III
KESIMPULAN
Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.
Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.
Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.



DAFTAR PUSTAKA

v Muhadjir, Noeng, 1998, FILSAFAT ILMU, Yogyakarta:Raki Sarasin



No comments:

Post a Comment