TUGAS
Sejarah
Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam Pada Masa Bani Abbasiyiyah
Makalah ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi
Tugas Kelompok
Mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing : Uan Abdulhanan, S.Ag.MA
Disusun Oleh :
1. Mabrur
2. Marliyah 11130063
3. Laelatuk khurijah 111300
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NAHDHATUL ULAMA
PURWOREJO 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa pemerintahan bani
Abbasyiyah merupakan puncak perkembangan pendidikan Islam di dunia. Selama
pemerintahan bani Abbasyiyah, banyak bidang pendidikan Agama maupun bidang
pendidikan umum yang muncul beserta tokoh-tokoh yang berperan dalam
perkembangan pendidikan tersebut.
Pendidikan Islam yang
sangat berkembang pada masa Bani Abbasyiyah yaitu pada pemerintahan Harun
Ar-Rasyid. Pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, pendidikan Islam sangat
berkembang pesat sehingga banyak ilmu-ilmu baru yang sampai saat ini terus
dikembangkan, misalnya dalam ilmu umum diantaranya bidang filsafat, astronomi,
kedokteran, matematika, dan lain-lain. Juga dalam ilmu agama diantaranya
tafsir, kalam, tasawuf, dan lain-lain.
1.2.Tujuan
- Memahami sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa bani Abbasyiyah.
- Mengetahui tokoh-tokoh pendidikan islam yang berpengaruh pada masa bani Abbasyiyah.
- Mengetahui lembaga-lembaga yang ada pada masa bani Abbasyiyah.
- Mengetahui kurikulum pendidikan yang terapkan pada masa bani Abbasyiyah.
1.3.Rumusan masalah
- Bagaimana sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa bani Abbasyiyah?
- Siapa sajakah tokoh-tokoh pendidikan islam yang berpengaruh pada masa bani Abbasyiyah?
- Apa saja lembaga-lembaga yang ada pada masa bani Abbasyiyah?
- Bagaimana kurikulum pendidikan yang diterapkan pada masa bani Abbasyiyah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa
Bani Abbasyiyah
Popularitas daulah
Abbasyiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun
Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mum (813-833 M). Harun Al-Rasyid adalah figur khalifah shaleh ahli ibadah, senang bershadaqah, sangat mencintai ilmu
sekaligus mencintai para ‘ulama, senang dikritik serta sangat merindukan nasihat terutama dari para
‘ulama. Pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah gerakan penerjemahan
berbagai buku Yunani dengan menggaji para penerjemah dari golongan Kristen dan
penganut agama lainnya yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, yang salah
satu karya besarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah, sebagai pusat
penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang
besar. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di
samping terdapat kitab-kitab, di sana
orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
Harun Al-Rasyid juga menggunakan kekayaan
yang banyak untuk dimanfaatkan bagi keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga
pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling
tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga
dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah
negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat yang tak tertandingi.
2.2 Tokoh-Tokoh
Pendidikan Islam Pada Masa Bani Abbasyiyah
Beberapa ilmuwan muslim pada masa Daulat Abbasyiyah yang karyanya diakui
dunia diantaranya:
·
Al-Razi (guru Ibnu Sina),
berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku
tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling
masyhur adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis
penyakit dan upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta
panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama
yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama
yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan
berada di tangan Ibnu Sina.
·
Al-Battani (Al-Batenius),
seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata
surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku
yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta
Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana terjemahan tertua dari
karyanya masih ada di Vatikan.
·
Al Ya’qubi,
seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu
geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan
judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya’qubi historiae.
·
Al Buzjani (Abul Wafa). Ia
mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri dan
trigonometri).
Pencapaian kemajuan dunia
Islam pada bidang ilmu pengetahuan tidak terlepas dari adanya sikap terbuka
dari pemerintahan Islam pada saat itu terhadap berbagai budaya dari
bangsa-bangsa sebelumnya seperti Yunani, Persia, India dan yang lainnya.
Gerakan penterjemahan yang dilakukan sejak Khalifah Al-Mansur (745-775 M)
hingga Harun Al-Rasyid berimplikasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan umum,
terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, farmasi, biologi,
fisika dan sejarah. Diantara tokoh-tokoh Islam dalam ilmu pengetahuan, antara
lain:
- Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu
Sina, al-
Ghazali,Ibnu Rusyid. - Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan , Hunain bin Ishaq, Tabib bin Qurra ,Ar-Razi.
- Bidang Matematika: Umar al-Farukhan , al-Khawarizmi.
- Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan sebagainya.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka
para ahli pengetahuan, para alim ulama,
berhasil menemukan berbagai keahlian berupa penemuan berbagai bidang-bidang ilmu
pengetahuan, antara lain :
berhasil menemukan berbagai keahlian berupa penemuan berbagai bidang-bidang ilmu
pengetahuan, antara lain :
1. Ilmu Umum
a.
Ilmu Filsafat
1) Al-Kindi
(809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
2) Al Farabi
(wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
3) Ibnu Bajah
(wafat tahun 523 H)
4) Ibnu Thufail
(wafat tahun 581 H)
5) Ibnu Shina
(980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan
lain-lain
6) Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al
Munqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan lainlain
Munqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan lainlain
7) Ibnu Rusd
(1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah
dan lain-lain
dan lain-lain
b.
Bidang Kedokteran
1) Jabir
bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
2) Hurain
bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai
penterjemah bahasa asing.
penterjemah bahasa asing.
3) Thabib
bin Qurra (836-901 M)
4) Ar
Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan
campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c.
Bidang
Matematika
1) Umar Al
Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
2) Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d.
Bidang
Astronomi
Berkembang subur di
kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal
dalam perbintangan ini seperti :
dalam perbintangan ini seperti :
1) Al Farazi : pencipta Astro lobe
2) Al Gattani/Al Betagnius
3) Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
4) Al Farghoni atau Al Fragenius
e.
Bidang
Seni Ukir
Beberapa seniman ukir
terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada seni musik,
seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir
b. Ilmu Hadist
c. Ilmu Kalam
d. Ilmu Tasawuf
e. Para Imam Fuqaha
2.3 Lembaga-lembaga
pada masa Bani Abbasyiyah
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani
Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya upaya dilakukan oleh
para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:
a. Kuttab
b. Majlis Muhadharah
c. Darul Hikmah
d. Madrasah
e. Masjid
Lembaga-lembaga pendidikan sebelum
madrasah
Adapun lembaga-lembaga pendidikan islam
yang sebelum kebangkitan madrasah pada masa klasik, adalah:
1. Suffah
2. Kuttab atau maktab.
3. Halaqah.
4. Majlis.
5. Masjid
6. Khan
7. Ribarth
8. Rumah – Ulama
9. Toko-toko buku dan
perpustakaan
10. Rumah sakit
11. Badiah (padang
pasir, dusun tempat tinggal badui)
Madrasah
1. Sejarah dan motivasi pendirian madrasah
Lahirnya lembaga
pendidikan formal dalam bentuk madrasah merupakan pengembangan dari sistem
pengajaran dan pendidikan yang pada awalnya berlangsung di mesjid-mesjid.
Disisi lain,
syalabi mengemukakan bahwa perkembangan dari masjid ke madrasah terjadi secara
tidak langsung, menurutnya madrasah sebagai konsekuensi logis dari semakin
ramainya pengajian di masjid yang fungsi utamanya adalah ibadah. Agar tidak
kegiatan ibadah, dibuatlah tempat khusus untuk belajar yang dikenal madrasah.
Meskipun madrasah
sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran didunia islam baru timbul sekitara
abad ke-14 H, ini bukan berarti bahwa sejak awal perkembangannya islam tidak
mempunyai lembaga pendidikan dan pengajaran. Pada awal telah berdiri madrasah
yang menjadi cikal bakal munculnya madrasah nizamiyah, madrasah tersebut berada
diwilayah Persia, tepatnya di daerah Nisyapur, misalnya madrasah al-baihaqiyah,
madrasah sa’idiyah dan madrasah yang terdapat di Khusan.
2. Madrasah Nizhamiyah.
Madrasah
nizhamiyah merupakan pertotipe awal bagi lembaga pendidikan tinggi, ia juga
dianggap sebagai tonggak baru dalam penyelenggaraan pendidikan islam, dan
merupakan karakteristik tradisi pendidikan islam sebagai suatu lembaga
pendidikan resmi dengan sistem asrama. Pemerintah atau penguasa ikut terlibat
didalam menentukan tujuan, kurikulum, tenaga pengajar, pendanaan, sarana fisik
dan lain-lain.
Kendati madrasah
nizhamiyah mampu melestarikan tradisi keilmuan dan menyebarkan ajaran islam
dalam persi tertentu. Tetapi keterkaitan dengan standarisasi dan pelestarian
ajaran kurang mampu menunjang pengembangan ilmu dan penelitian yang inofatif.
3. Madrasah di Mekah dan Madinah.
Informasi tentang
madrasah mendapat dukungan banyak dari berbagai leteratur. Namun sayang para
sejarawan tidak cukup tertarik berbicara madrasan di Mekah dan Madinah. Hal ini
mengakibatkan pelacakan informasi tentang permasalahan tersebut kurang lengkap.
Lebih lanjut
secara kuantitatif madrasah di Mekah lebih banyak dibandingkan di Madinah.
Diantara madrasah Abu Hanifah, Maliki, madrasah ursufiyah, madrasah
muzhafariah, sedangkan madrasah megah yang dijumpai di Mekah adalah madrasah
qoi’it bey, didirikan oleh Sultan Mamluk di Mesir.
2.4. kurikulum pendidikan pada masa bani
Abbasyiyah
Kurikulum yang dikembangkan dalam pendidikan Islam
saat itu, yaitu :
1. kurikulum pendidikan tingkat dasar yang terdiri dari pelajaran membaca,
menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prinsip dasar Matematika dan pelajaran
syair. Ada juga yang menambahnya dengan mata pelajaran nahwu dan
cerita-cerita. Ada
juga kurikulum yang dikembangkan sebatas menghapal Al-Quran dan mengkaji
dasar-dasar pokok agama.
2. kurikulum pendidikan
tinggi. Pada pendidikan tinggi, kurikulum sejalan dengan fase dimana dunia
Islam mempersiapkan diri untuk memperdalam masalah agama, menyiarkan dan
mempertahankannya. Akan tetapi bukan berarti pada saat itu, yang diajarkan
melulu agama, karena ilmu yang erat kaitannya dengan agama seperti bahasa,
sejarah, tafsir dan hadis juga diajarkan.
Kurikulum pendidikan islam sebelum
berdirinya madrasah.
- Kurikulum pendidikan rendah
Sebelum berdirinya
madrasah, tidak ada tingkatan dalam pendidikan islam, tetapi hanya satu tingkat
yang bermula dikuttab dan berakhir didiskusi halaqah. Tidak ada kurikulum
khusus yang diikuti oleh seluruh umat islam, dilembaga kuttab biasanya
diajarkan membaca dan menulis disamping al-qur’an, kadang diajarkan bahasa
nahwu dan sebagaiy. Sedangkan kurikulum yang ditawarkan oleh
Ibnu Sina untuk tingkat ini adalah mengajari al-qur’an, karena anak-anak dari
segi fisik dan mental telah siap menerima pendiktean.
- Kurikulum pendidikan tinggi.
Kurikulum
pendidikan tinggi, berpariasi tergantung pada syaikh yang mau mengajar para
mahasiswa tidak terikat untuk mempelajari mata pelajaran tertentu, demikian
juga guru tidak mewajibkan kepada mahasiswa untuk mengikuti kurikulum tertentu. Kurikulum pendidikan tingkat ini dibagi kepada dua jurusan, jurusan
ilmu-ilmu agama dan jurusan ilmu pengetahuan.
Al-Khuwarazmi
(Yusuf al-kutub, tahun 976) meringkas kurikulum agama sebagai berikut: Ilmu
Fiqih, ilmu nahwu, ilmu kalam, ilmu kitabah (sekretaris), ilmu arudh, dan
lain-lain.
Ikhwan Al-Ahafa
mengklasifikasikan ilmu-ilmu umum kepada:
1) Disiplin-disiplin umum
2) Ilmu-ilmu filosofis.
2. Kurikulum setelah berdirinya madrasah.
Berdirinya
madrasah, pada satu sisi, merupakan sumbangan islam bagi peradaban sesudahnya,
tapi pada sisi lain membawa dampak yang buruk bagi dunia pendidikan setelah
hegomoni negara terlalu kuat terhadap madrasah ini. Akibatnya kurikulum
madrasah ini dibatasi hanya pada wilayah hukum (fiqih) dan teologi.
”pemakruhan” penggunaan nalar setelah runtuhnya Mu’tazilah, ilmu-ilmu profan
yang sangat dicurigai dihapus dari kurikulum madrasah, mereka yang punya minat
besar terhadap ilmu-ilmu ini terpaksa belajar sendiri-sendiri. Karenanya
ilmu-ilmu profan banyak berkembang di lembaga nonformal.
Pada masa Abbasiyah sekolah-sekolah terdiri dari
beberapa tingkat, yaitu:
1.Tingkat sekolah rendah
2.Tingkat sekolah menengah
3.Tingkat perguruan tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Pada masa bani Abbasyiyah, pendidikan
islam sangat berkembang pesat terutama pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid.
Pada masa pemerintahannya, banyak bermunculan pemikiran-pemikiran baru yang
berhubungan dengan ilmu agama dan ilmu umum. Dan juga bermunculah tokoh-tokoh
pendidikan islam yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan pendidikan agama
maupun pendidikan umum.
Pada masa pemerintaha Ar-Rasyid banyak
dibangun lembaga-lembaga pendidikan seperti Suffah, kuttab/maktab, halaqoh,
majlis, masjid, khan, ribbat, rumah – ulama, rumah sakit, toko buku –
perpustakaan, dan badiah. Juga yang sampai saat ini masih dipergunakan oleh
para pelajar untuk belajar pendidikan umum dan agama, yaitu Madrasah.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr.H.Abbudin Nata, M.A. Sejarah
pendidikan Islam , Prenada Media Group, Jakarta kencana, 2011
No comments:
Post a Comment